Puncak para dewa para pendaki menyebutnya, entah sebuah mitos
atau memang nyata…
terlepas dari semua
itu, Gunung semeru adalah yang tertinggi meter diatas permukaan laut di pulau
jawa.
Satu bulan sebelum mendaki nya, saya sudah mempersiapkan apa
yang harusnya di persiapkan untuk sebuah pendakian. Entah itu fisik, mental,
perlengkapan maupun peralatan… saat itu perasaan saya seperti hal nya orang
yang sedang jatuh cinta ! mungkin berlebihan tapi buat saya selalu berbeda saat
melakukan pendakian apalagi saya akan mendaki gunung tertinggi di pulau jawa. bukan
kah begitu saat orang sedang jatuh cinta, saat belum pernah bejumpa lalu akan
berjumpa maka selalu beda apa yang di rasa.
Waktu terasa amat sangat cepat
sampai pada saat satu minggu sebelum keberangkatan perasaan saya sudah tidak
beraturan, rasa yang sudah tidak sabar sangat menggangu pikiran.
Perasaan dan pikiran saya amat campur aduk, di antara mitos
gunung semeru yang juga memberikan keindahan di sebuah danau yang berada di
ketinggian dan pohon menjulang tinggi yang menjadi hutan. Ia adalah ranukumbolo!
Salah satu tempat di mana orang akan terkagum nan damai ketika melihatnya dan
yang membuat langkah kaki saya sudah tidak sabar untuk di ayunkan untuk
menghampirinya.
( Photo : menunggu keberangkatan kereta menuju malang di stasiun senen bersama sahabat bunglon )
Akhirnya hari yang saya tunggu tiba, saya semakin tidak
sabar untuk tiba di sana. Keberangkatan saya bermula di stasiun kereta api di
kawasan ibu kota Jakarta yang penat, stasiun senen hari itu sangat ramai oleh
orang – orang yang melakukan aktifitas nya dan saya pun bejumpa dengan banyak pendaki
dari beberapa daerah untuk melakukan pendakian ke tempat dan tujuan yang sama. Oh
semeru… kau akan ada banyak tamu yang akan berkunjung , maka sambut lah kami
dengan keramahan dan keindahan semesta yang kau tawarkan.
Kereta pun melaju dengan kecepatanya yang di kendalikan oleh
seorang masinis, sementara saya bersama teman – teman dan para pendaki yang
kebetulan satu kereta saat itu menikmati perjalanan laju kereta. Tak seperti
sekarang, waktu itu kereta tak begitu nyaman entah itu dari kebersihan atau pun
keamanan. Untuk memejamkan mata saja sulit karena banyaknya suara yang
berpantulan dari para pedagang makanan atau pun dari mereka yang menjual suaranya
bernyanyi untuk mencari rezeki.
Tak terasa laju kereta yang saya tumpangi begitu cepat
melewati malam yang penuh penat, rasanya saya ingin menghilang dari dalam
kereta dan sampai duluan di semeru lalu memulai perjalanan dan membuat tenda di
ranukumbolo!, tapi sayang itu hanya angan dari pikiran ku yang sudah tidak
sabar ingin sampai di sana. Tak sadar mataku terpejam begitu saja, mungkin
terasa lelah karena perjalanan yang lumayan jauh dari Jakarta menuju malang. Tak
lama saya mendengar suara adzan subuh di sebuah masjid yang di lewati kerata
yang saya tumpangi, fajar pun terbit dari kejauhan. Saya mulai membuka mata
saya lebar – lebar lalu memandangi pagi di balik jendela, begitu sejuk dan damai...
matahari pagi mulai keluar dengan kemerah jambuan nya yang malu - malu tapi sangat indah saat di perhatikan. kereta melaju dengan kecepatannya dan ternyata beberapa jam lagi kereta akan berenti di tempat yang saya tuju.
jarum jam di tangan saya sudah menunjukan ke arah angka tujuh, matahari semakin menunjukan keindahannya di antara udara yang menyejukan pagi itu. tujuh jam perjalanan saya dan teman - teman dari stasiun senen jakarta yang akhirnya tiba di stasiun malang, saya bersiap - siap mengambil carrier tepat di atas tempat saya duduk lalu turun dari kereta yang saya tumpangi. perut saya sudah mulai kosong belum terisi, saya mencari makanan khas malang yang tak jauh dari stasiun malang... dengan lahap saya menyantap sarapan saya pagi itu.
Setelah nya saya mencari angkot menuju pasar tumpang, tempat di mana untuk menyewa mobil jeep untuk melakukan perjalanan selanjutnya menuju post regristrasi di ranu pane...
saat tiba di pasar tumpang saya kemudian langsung tawar menawar harga untuk menyewa mobil jeep, tak lama harga pun di sepakati dan saya mulai mengangkut carrier saya ke atas jeep dan saat itu pun rasa tak sabar saya semakin tak terbendung! oh semeru... saya datang :))
( Photo: bersama sahabat bunglon di jeep pasar tumpang )
( Photo : tiba di ranu pane dan bersiap menuju tempat regristrasi di ranu pane )
Akhirnya saya tiba di ranu pane! setelah tiba di ranu pane saya menuju tempat pendaftaran atau tiket simaksi syarat untuk masuk gunung semeru. kurang lebih 30 menit mengurus simaksi saya bersama teman - teman bersiap melangkah kan kaki menuju apa yang membuat ketidak sabaran saya selama satu bulan, dan perjalanan di mulai...
Perlahan tapi pasti saya terus ayunkan langkah kaki dan sesekali berhenti istirahat untuk menegak air, dari ranu pane tujuan saya berikutnya adalah ranukumbolo tempat yang saya impikan selama ini dimana ada keindahan yang tak terbayarkan saat tiba di sana nanti dan ada kedamaian yang tak tergantikan. mendengar ranukumbolo semangat saya menggebu - gebu seperti nafas yang tak teratur, satu per satu pos - pos tempat peristirahatan pun saya lewati dan mata saya tak lepas dari pemandangan sekitar yang hijau dan sejuk. sesekali mata saya menatap arah jarum jam di tangan tapi ranukumbolo masih terlalu jauh dan hanya angan...
sudah kurang lebih 4 jam saya melangkahkan kaki ini yang sesekali terhenti untuk mengatur nafas dan melanjutkan nya lagi, coklat choky - choky dan madu pun tak lepas dari genggaman tangan saya untuk menambah energi tenaga.
saat sore semakin menunjukan gelapnya ranukumbolo belum terlihat keindahannya, sementara hujan perlahan turun tanpa saya duga dan tak terbendung hujan deras pun turun. langkah saya terhenti lagi untuk memakai jas hujan agar tubuh tak begitu kedinginan.
hari sudah semakin gelap, jarum jam di tangan saya sudah menunjukan ke angka 5 dan hujan belum juga reda. kaki ini terus melengkah melewati tanah lumpur dan licin nya di sepanjang perjalanan, ayo mas semangat sebentar lagi sampai ranukumbolo, - ucap seseorang yang membalap saya dari belakang dan memberikan semangat. saya pun semakin semangat untuk melewati dinginnya cuaca saat itu karena hujan dan licin nya jalan...
dan akhirnya saya melihat apa yang saya ingin lihat selama ini... ranukumbolo!!! iya, akhirnya saya melihat ranukumbolo dari atas. kaki saya terhenti sejenak dan menikmati keindahannya meskipun sesekali tertutup kabut tapi saya menikmatinya, ooh ranukumbolo itu kah kau yang selama ini aku idamkan untuk melihat mu.
hari semakin gelap dan saya tiba di ranukmbolo tepat pukul 18:00 waktu setempat, dan bersama teman - teman akhirnya memutuskan untuk mendirikan tenda di ranukumbolo semalam dan melanjutkan menuju kali mati esok pagi.
malam yang dingin dan lelahnya saat itu membuat saya tidur terlelap di antara suara keramaian para pendaki di malam hari, saya lebih memilih menghangatkan tubuh di balik tenda dan sleeping bag yang saya sudah persiapkan dan hanya berharap semoga esok cuaca cerah.
Pagi pun tiba, saya terbangun oleh dingin nya ranukumbolo saat membuka mata dan tenda saya melihat para pendaki yang sudah ramai untuk menunggu momen sunrise di tengah keindahan ranukumbolo yang di tawarkan. tak mau ketinggalan saya terbangun dengan semangat dan menuju keramaian teman - teman pendaki yang lain tapi sesekali saya berjalan - jalan berkeliling menikmati pagi di ranukumbolo! momen yang tak bisa tergantikan dan tak terbayarkan...
( Photo : menikmati pagi di ranukumbolo )
Bersambung...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar